Comedy · Family · Fluff · Friendship · Romance

Talk Bout Future – B A B A

tbf

 

 

Baekhyun / Oc

Comedy / Romance / Fluff

 

 

“Kau ingin punya suami seperti apa?”

 

 

Tidak ada yang di lakukan Byun Baekhyun saat ini selau berguling tidak jelas di kasur Irene. Pria itu bosan. Sudah dari sejam yang lalu tidak ada suara apapun selain lembar kertas, ketika keyboard atau goresan antara pulpen dan kertas. Di hadapannya Irine terlampau serius bercumbu dengan tugas skripsi. Ini akhir pekan. Dan gadis gila mana yang ma uterus berkencan dengan skripsi? Kali ini Baekhyun tahu, jawabannya adalah Irine.

Tidak ada seorangpun di rumahnya. Kedua orang tuanya pergi jamu keluarga dengan calon istri kakaknya. Dan dirinya terlalu brengsek untuk tidak ikut hadir dengan dalih membantu Irene mengerjakan skripsinya. Namun pada kenyataannya, pria itu hanya diam tanpa menyentuh satu kertaspun.

“Masih lama?” Tanya Baekhyun akhirnya. Tidak ada jawaban. Gadis itu sebenarnya mendengar, hanya saja membalas ucapan Baekhyun tidak akan pernah ada akhirnya. Pria itu selalu bisa membuatnya tidak tahan untuk ikut mengomentari ucapannya. Pura-pura tuli untuk sementara waktu tidak akan membuatnya hina, kan?

“Hey, kakakku akan menikah sebentar lagi. Dia bilang istri idamannya adalah wanita seperti Jung Daeyeon. Manis, pintar memasak, dan baik hati. Tidak sepertimu.” Dalam hati, Irene menyumpahi pria itu. Mulutnya benar-benar ajaib. Sangat pinta membuatnya naik pitam dalam sekejap.

Baiklah, dirinya memang tidak semanis Daeyeon eonni,-dia sudah pernah bertemu sebelumnya dengan Daeyeon-. Gadis itu benar-benar manis. Lesung pipinya juga senyumnya. Irene bersumpah akan langsung jatuh cinta jika tidak ingat bahwa posisinya sekarang adalah seorang wanita. Dia juga tidak pandai masak. Pernah saat dulu memasak ramen, karena terlalu lama dan kekurangan, mie itu sampai menghitam dan airnya habis. Dengar, itu hanya ramen, belum masakan yang lebih rumit lainnya. Dan satu lagi, dirinya tidaklah baik hati. Irene bahkan tega memukul bokong Baekhyun kuat-kuat hanya karena pria itu meledeknya gemuk. Irene benar-benar bukan tipe gadis yang pantas di jadikan istri sepertinya.

“Aku membayangkan tidak ada seorang priapun yang mau denganmu. Ya tuhan kau akan jadi perawan tua, Irene!” Pekik Baekhyun histeris.

Cukup! Irene memukul mejanya kuat-kuat. Diputarnya kursi belajarnya tepat menatap Baekhyun. Pria itu hanya tersenyum manis lalu mengangkat kedua bahunya kecil. Merasa kata-katanya tidak salah sama sekali.

“Kau pikir kau hebat? Baekboom oppa bahkan jauh lebih baik dari pada dirimu. Dia pintar, dia tampan, menawan, dan juga mapan. Lalu kau?” Irene menatap Baekhyun rendah. Sangat. Bahkan matanya seperti tengah menatap seonggok tikus got hitam yang tidak memiliki kelebihan mencolok. “Tidak ada sebuku jaripun sifatnya yang menurun padamu!”

Baekhyun bergerak memposisikan tubuhnya duduk di atas kasur. Tidak terima dengan apa yang baru saja gadis itu katakan, “Hey, aku bahkan lebih cepat dua minggu menyelesaikan skripsi dari pada kau. Aku tampan, buktinya banyak gadis yang tergila-gila padaku, Jung Hyemi, Park Nara, Song Jaeri, Myun Minhee, ah banya lagi!!” Baekhyun menggelengkan kepalanya seperti tidak dapat lagi mengingat siapa saja yang selama ini menyukainya. Irene mendengus sebal. Dia tahu, pria itu tengah menyindirnya karena selama 4 tahun menjadi mahasiswa, dia hanya sempat satu kali bercaran, dua kali di kagumi, empat kali dicampakkan. Yah Baekhyun hebat! “Dan jangan lupa, aku sudah menggelar konser di beberapa tempat, dan mendapat setidaknya uang yang cukup banyak hanya dengan sekali menyanyi.” Dan lagi-lagi gadis itu kalah telak.

Diam-diam Baekhyun menggulum senyum ketika mendapati Irene memberenggut dan memutar kursinya. Kembali dengan tugas skripsi sialan. Dia sudah pasti akan melempari wajah Baekhyun dengan beberapa buku dan puluhan kertas ke wajah Baekhyun jika tidak ingat semua ini adalah nyawanya.

Lagi-lagi hening. Gadis itu sudah kembali berkutat dengan kertas dan pulpennya. Walau sebenarnya yang dia lakukan adalah menyumpahi Baekhyun. Menggambar wajah pria itu, lalu mencoretnya tanpa ampun. Gara-gara dia, fokus Irene jadi pecah. Brengsek!

“Hey Irene, jika kau menikah nanti, kau ingin suami seperti apa?” Tanya Baekhyun. Berbeda, kali ini Irene buru-buru membalikkan kursinya. Satu kakinya di angkat, menopang pada kaki yang lain. Kedua tangannya dilipat di depan dadanya. Dagu di angkat. Sifat angkuhnya benar-benar keluar sekarang.

“Tentu saja yang tampan. Baik hati, dermawan, pengertian, dan sayang padaku. Pintar, suka olah raga, dan sayang anak. Tidak menyebalkan dan juga banyak bicara. ” Dan Baekhyun tahu. Gadis itu baru saja menyindirnya di bagian akhir ucapannya. Namun, siapa peduli. “Ah satu lagi! dan juga dia kaya raya!”

“Wow! Sempurna sekali. Kali-kali kau harus bercermin, kau bahkan tidak sempurna. Apa kau tidak mau bersanding dengan pria sempurna. Akan aneh nantinya. A handsome man and the beast.” Baekhyun menatap Irene manis. Seperti anak anjing kelaparan dengan pupil membulat. Gadis itu menggeram. Percis seperti binatang buas yang melihat orang asing. Dalam hati Baekhyun merasa puas. Kata kiasannnya benar-benar pas. “Seleramu benar-benar terlalu tinggi nona. Kau benar-benar akan menjadi perawan tua jika terus mencari pria seperti itu.”

Irene menarik nafas dalam-dalam. Pria ini sudah benar-benar kelewatan.

“Baek.” Panggil Irene mengepal kedua tangannya erat. Matanya menatap tajam, seperti siap melahap Baekhyun saat ini juga. Kata buas memang sangat pas untuk Irene, ternyata. “Keluar dari kamarku sekarang, atau kita berperang sekarang juga.”

Baekhyun bergeming. Pria itu menggendikkan bahu tak acuh. Seolah ancaman Irene baru saja hanya seperti petasan. Tidak ada artinya jika dibandingkan dengan bom. Namun detik itu juga Baekhyun mengangkat kakinya turun dari kasur. Mata gadis itu merekan baik-baik setiap gerak-gerik pria bermarga Byun itu.

“Baiklah, selamat berkencan dengan skripsimu. Jika butuh bantuan hubungi aku.” Baekhyun tersenyum, “Tidak gratis.” Lanjutnya lalu membuka pintu kamar. Dia belum mendengar suara mobil-rumahnya hanya bersebelahan dengan Irene- dia dia akan masuk ke kamar Joy-adik Irene- dan bermain di sana. Setidaknya dia bisa bertanding playstation yang baru saja bocah itu beli.

Tubuh pria itu sudah menghilang bersama dengan ditutupnya pintu. Irene benar-benar menghela nafas lega. Setidaknya dia bisa mengerjakan sedikit dengan sisa fokus yang ada. Namun baru saja dia menyentuh pulpen, suara pintu terbuka. Kepala Baekhyun menyembul dengan senyum lebar.

 

“Ah iya, jika sampai usia 25 kau belum berniat menikah, aku akan datang melamarmu, tenang saja.”

 

***

 

7 tanggapan untuk “Talk Bout Future – B A B A

  1. Hahaha….. kalimat baekhyun yang terakhir itu lo, modus banget. bilang aja kalo suka byun, segala di umur 25. 😀
    Dia tu sebenarnya mancing si Irene ya??
    Ini gak ada lanjutan nya kah kak???
    Suka deh, sama cerita cerita buatan kak Anggi. 🙂

    Suka

  2. //hati hati mata sakit setelah membacanya//

    Klau irene udah nikah sama yg lain, baekhyun sama aku aja *plakk
    //maapkan saya//
    Udahh lamaa banget gk baca ff nya ka anggii >< rasa kangen terhapuskan sudahh *eakk*

    Semangaatt /?/

    Suka

  3. Ping-balik: FFindo
  4. huwaaaaaaaa si baek cerewet ,, bawellllllll
    Tapi seru loh hah ,,, ah bilang aja klo bacon mau ngelamar irene hahahahahahhahahhhha

    Suka

  5. Hayyaa!! Tu kalimat terakhir Baek berat dicerna oiii wkwk
    Kalo gue mah ayo ayo aja diajak nikah sekarang walopun KTP baru dapet + ijazah belom keluar, tp ijabsah bisa lahh wkwk
    Baek pengrecoh ulung, bukannya bantuin malah bikin Irene gagal fokus-_- payahh

    Suka

    1. Sebelum itu aku dulu yaaaaaa aku sama abang baek karena udah punya KTP, ijazah SMA udah punya meskipun nilainya kecil kecil, dan ijabsah udah siap kalo sama dia hahahaha

      Suka

Tinggalkan komentar